Menelusuri Jejak-jejak Ilmu Jawa

Diposkan oleh @Warkop Aremania on 19.4.12

Memahami Ilmu Jawa
Ilmu Jawa atau dalam bahasa Jawa kuno disebut ngelmu kejawen adalah ilmu yang mengajarkan tata cara dalam kehidupan bermasyarakat agar sesuai dengan tradisi dan kebiasaan orang Jawa. Ilmu ini merupakan pegangan para raja, patih, pendekar dan masyarakat tanah Jawa tempo dulu hingga sekarang.  Ilmu Jawa sangat identik dengan aji kesaktian, walaupun sebenarnya ilmu Jawa lebih cenderung merupakan sebuah tatanan atau aturan dalam hidup bermasyarakat yang bersumber dari kawruh Jawa, yaitu ilmu pengetahuan dan budaya orang Jawa, yang akhirnya lebih populer dengan sebutan Ilmu Jawa.

Oleh karena itu sebenarnya dalam belajar ilmu Jawa bukanlah ingin mendapatkan kesaktian atau kadigdayaan, melainkan belajar memahami dan melaksanakan tata cara dalam hidup bermasyarakat agar bisa menjadi manusia yang baik. Dengan melaksanakan kehidupan bermasyarakat yang baik dengan sesama umat manusia dan senantiasa mengadakan komunikasi dengan sang pencipta, maka seseorang akan mendapat derajat yang mulia dan memperoleh linuwih atau kelebihan dari yang maha kuasa. Itulah arti ilmu Jawa yang sebenarnya.


Ilmu Jawa sangat erat hubungannya dengan cerita pewayangan, dimana dikisahkan bahwa Arjuna berputra Abimanyu, Abimanyu berputra Parikesit, Parikesit berputra Yudayana, Yudayana berputra Gendrayana, Gendrayana berputra Jayabaya, Jayabaya memiliki putri bernama Pramesti, dan dari rahim Pramesti inilah lahir seorang putra bernama Prabu Anglingdarma, yang akhirnya menurunkan raja-raja di tanah Jawa. Hal ini bisa dimaklumi karena menurut kepercayaan orang Jawa, cerita pewayangan adalah gambaran dari kehidupan manusia di dunia yang memang benar-benar ada.

Kesaktian Ilmu Jawa
Prabu Aji Jayabaya. Dalam hal kesaktian, keampuhan ilmu Jawa sudah terkenal sejak jaman kerajaan kuno ditanah Jawa, misalnya ketika masa berdirinya kerajaan panjalu atau kediri, dimana prabu Aji Jayabaya yang merupakan raja pertama kerajaan panjalu pernah menguasai salah satu kesaktian dari ilmu Jawa.

Jayabaya lahir pada tahun 1135 dan terkenal dengan ramalannya yang mampu menembus masa depan hingga ratusan tahun yang akan datang dengan sangat tepat. Kemudian ramalan Jayabaya dibukukan oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Jayabaya merupakan salah satu peramal paling senior dari 7 peramal ulung terhebat di dunia sepanjang sejarah seperti Nostadramus dari Italia, Vangelia Pandeva Dimitrova dari Bulgaria, Jucelino Nobrega da Luz dari Brasilia, Edgar Cayce dari Amerika serikat, Mother Shipton dari kerajaan Inggris, dan Sollog dari Amerika Serikat.

Prabu Anglingdarma. Anglingdarma adalah seorang pendekar sekaligus raja dari kerajaan Malawapati yang menguasai aji kesaktian ilmu Jawa dan dipercaya pernah ada di pulau Jawa. Prabu anglingdarma terkenal dengan ilmunya bisa merubah wujud menjadi binatang apa saja dan juga bisa menguasai berbagai jenis makhluk gaib. Prabu Anglingdarma merupakan sebuah cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Jawa bahwa benar-benar pernah ada.

Lahirnya Islam Kejawen
Aji kesaktian Ilmu Jawa pernah di kuasai oleh seorang pendekar sekaligus bangsawan yang bernama Raden Said atau lazim disebut sunan Kalijaga atau sunan Kalijogo. Kemudian setelah Raden Said masuk islam dan bergelar sunan Kalijaga, maka dalam menyiarkan dakwahnya sunan Kalijaga tidak menghapus tradisi Jawa yang sangat kental dengan kadigdayaan dan adat istiadat asli Jawa, namun memasukkan nuansa islam ke dalam tradisi Jawa, termasuk ilmu kesaktian Jawa juga diawali dengan bacaan-bacaan islam.

Sehingga akhirnya dengan cepat islam bisa diterima ditanah Jawa sebagai agama mayoritas. Oleh karena itu sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari walisanga mendapat julukan sebagai Da'i terbaik atau penyebar agama islam terbaik di tanah Jawa. Kemudian sejak saat itu muncul berbagai aliran islam kejawen.

Ranggawarsita. Ilmu islam kejawen juga diajarkan oleh seorang pujangga terkenal dari keraton Surakarta Hadiningrat, yaitu Raden Mas Hangabehi Ranggawarsita atau terkenal dengan julukan Ronggowarsito. Ranggawarsita lahir pada tanggal 24 desember 1873 dan wafat pada usia 73 tahun. Ranggawarsita merupakan peramal ulung dan pujangga besar dari keturunan ningrat yang dikenal dengan buku-bukunya tentang berbagai macam aji kesaktian tanah Jawa paling terkenal hingga sekarang.

Jaka Tingkir. Seorang pendekar bernama Jaka Tingkir atau Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Pajang yang memerintah tahun 1549-1582 dengan gelar sultan Hadiwijaya. Jaka Tingkir nama kecilnya adalah Mas karebet, yaitu seorang yatim piatu. Ayahnya adalah bupati Pengging yang bernama Raden Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging yang dihukum mati atas tuduhan pemberontakan terhadap kerajaan Demak dengan pelaksanaan hukuman mati yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Setelah ayahnya meninggal, tak lama kemudian ibunya yang bernama Nyai Ageng Pengging menyusul meninggal dunia.

Sejak itu Mas Karebet kecil menjadi yatim piatu dan diasuh oleh seorang janda bernama Nyai Ageng Tingkir. Mas karebet kecil rajin bertapa dan kemudian berjuluk Jaka Tingkir. Jaka Tingkir pertama kali diajari aji kesaktian ilmu Jawa oleh pamannya yang bernama Ki Kebo Kanigoro, kemudian selanjutnya dia berguru ke tokoh sakti lainnya seperti Sunan Kalijaga, Ki Ageng Sela, Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Banyubiru, dan masih banyak lagi guru lainnya yang merupakan pendekar Jawa yang sakti madraguna.


Dalam Babad Tanah Jawi dikisahkan Jaka Tingkir akhirnya memiliki ilmu kesaktian yang luar biasa, mampu memerintah segala macam binatang buas dan menguasai raja-raja siluman penunggu sungai dan hutan.

Ilmu Jawa Sekarang
Saat ini ilmu Jawa sangat populer di kota-kota besar di Indonesia, terutama kota besar yang terletak di pulau Jawa, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan kota-kota lainnya. Di kota-kota tersebut banyak sekali terdapat perguruan ilmu Jawa, baik secara terbuka maupun secara tertutup. Tidak sedikit juga orang-orang yang menjual jasa online untuk belajar ilmu Jawa bagi orang-orang yang berminat, dan bahkan seseorang bisa menjadi dukun tanpa harus bersusah payah melakukan puasa dan sebagainya.

Namun para penggemar ilmu Jawa saat ini lebih mengarah ke hal-hal tentang belajar menjelajahi alam gaib atau yang berbau mistis, bukannya belajar tentang tuntunan kawruh Jawa yang mengajarkan tata cara dalam hidup bermasyarakat yang baik kecuali hanya sebagian orang saja. Akan tetapi tidak sedikit juga orang yang mempelajari tentang ilmu sejati yang mengarah pada perbaikan tindak-tanduk dan perilaku sehari-hari, misalnya pengenalan diri dengan menyingkap rahasia saudara empat kelima pancer yang merupakan pembuka mata batin paling utama dalam menguasai segala macam ilmu Jawa. Seseorang yang mengenal jati diri akan selalu merasa rendah hati dan tabah serta selalu bahagia dalam menjalani pahitnya hidup.

Selamatan jenang merah jenang sengkala setiap hari kelahiran yang merupakan tradisi Jawa asli dalam memohon keselamatan kepada sang pencipta sekarang sudah semakin pupus dan hampir tidak ada karena semakin bertambahnya budaya modern. Selamatan jenang merah jenang sengkala dalam tradisi Jawa diyakini sebagai pengakuan atas keberadaan saudara empat kelima pancer yang merupakan saudara sejati manusia, sehingga dalam perilaku sehari-hari akan selalu berada dalam lindungan yang maha kuasa lewat penjagaan saudara sejati yang bersatu dalam jiwa raganya. Dalam tradisi Jawa hal tersebut merupakan salah satu bentuk pengamalan ilmu sejati atau ilmu selamat, yaitu selamat dunia dan selamat akhirat.
________________________________________________________
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...