Kerajaan Majapahit, negara super power di Asia

Diposkan oleh @Warkop Aremania on 31.5.11

Negara adikuasa yang terletak di Asia Tenggara

Gendero gulo Klopo
Di kepulauan Asia Tenggara pernah terdapat negara adikuasa yang memiliki kekuatan besar dan berpengaruh kuat mulai dari Asia Tenggara hingga daratan ke Asia Timur jauh. Dialah kerajaan Majapahit dengan bendera nasional Gendero gulo klopo sang saka dwi warna yang mempunyai gelar sebutan Nuswantoro atau Nusantara, yang berarti negara kesatuan yang besar dan terdiri dari kepulauan di sepanjang Asia Tenggara. Inilah yang membuat beberapa negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei menyebut dirinya sebagai Nusantara.

Majapahit adalah sebuah kerajaan besar dengan ibukota terletak di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur  yang didirikan oleh panglima perang Raden Wijaya dan berdiri selama lebih dari 200 tahun sejak tahun 1293 - 1500. Raden Wijaya adalah seorang pendekar sekaligus bangsawan keturunan dari dinasti Rajasa, yaitu keturunan raja-raja Singhasari, yang didirikan oleh seorang pendekar keturunan rakyat jelata yang dikenal sebagai Ken Arok. Ken Arok adalah anak yang lahir tanpa seorang ayah dari rahim seorang ibu yang bernama Ken Endhog, yang akhirnya dia mengklaim dirinya sebagai reinkarnasi (titisan) dari dewa Bathara Wisnu.

Gajahmada
Majapahit mencapai puncaknya kejayaan selama pemerintahan Prabu Hayam Wuruk yang  didukung oleh perdana menteri yang sangat taat kepada raja, yaitu Mahapatih Gajahmada, yang terkenal dengan sumpah Amukti Palapa yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh kepulauan di Asia Tenggara sebagai satu negara kesatuan yang utuh, yang memerintah selama tahun 1350-1389 ditandai dengan penaklukan seluruh negara-negara jajahan di sepanjang kepulauan asia tenggara, mulai Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand Selatan, Filipina, Timor Timur dan Papua Nugini. Prestasi ini tercapai oleh kinerja Mahapatih Gajahmada sebagai perdana menteri yang mendapat kepercayaan dari raja.

Majapahit merupakan kerajaan besar terakhir di daerah ini yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan paling kuat dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Asia, yang mana hal ini sering digambarkan sebagai batas-batas wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Pengaruhnya jauh melebihi negara Indonesia yang sekarang ini jika dibandingkan pada saat ini dan telah menjadi subyek dari banyak studi oleh sejarawan di seluruh dunia. Seorang Orientalis Jerman bernama Berthold Laufer menjelaskan bahwa Maja berasal dari bahasa Jawa dari kata Mojo, yang artinya adalah nama sebuah pohon di pulau Jawa, Indonesia.

Lahirnya Majapahit

Peninggalan Singhasari
Lahirnya kerajaan Majapahit dimulai ketika runtuhnya kerajaan Singhasari, yang telah menaklukkan kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada 1290 dan membuat Singhasari menjadi kerajaan terkuat di wilayah ini. Seorang kaisar dari kerajaan terbesar di dataran Cina bernama Kubilai Khan, raja Mongolia dari keturunan Dinasti Yuan menantang Singhasari dengan mengirim utusan untuk menuntut upeti atau pajak dari Singhasari yang dianggap sebagai negara bawahan.

Prabu Kertanegara yang merupakan penguasa terakhir Singhasari menolak untuk membayar upeti, dan pengiriman utusan itu dianggap sebagai penghinaan. Kemudian Kertanegara membalas tantangan Kubilai Khan itu dengan memotong kedua telinga utusan mongol itu dan menantang balik Kubilai Khan agar datang ke Singhasari untuk menyerahkan dirinya sebagai ganti atas upeti yang akan dibayar. Sebagai balasan atas penolakan dan tantangan Kertanegara, pada tahun 1293 Kubilai Khan mengirim puluhan ribu pasukan dalam skala besar dengan armada ribuan kapal perang ke Pulau Jawa untuk menyerang Singhasari dan seluruh negara bawahannya.


Peninggalan majapahit
Pada saat itu, Prabu Jayakatwang sebagai raja Kediri yang merupakan negara bawahan Singhasari, merebut kekuasaan dengan membunuh Kertanegara raja Singhasari sebagai upaya untuk mengembalikan kekuasaan Kediri yang telah digulingkan oleh Ken Arok dengan membunuh raja Kediri Prabu Kertajaya ketika Ken Arok memimpin Tumapel, yang juga direbutnya dari kekuasaan adipati Tumapel yang bernama Tunggul Ametung yang dibunuhnya dengan menggunakan keris ciptaan empu Gandring dan menikahi permaisuri Tunggul ametung bernama Ken Dedes (putri seorang Brahmana) sebagai cara untuk mengambil alih kendali pemerintahan Kadipaten Tumapel dan akhirnya diproklamasikan menjadi kerajaan Singhasari atau Singosari setelah berhasil menaklukkan Kediri.

Akhirnya, setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, Singhasari berada dalam kekuasaan Prabu Jayakatwang. Tetapi putra Kertanegara yang bernama Arya Wiraraja alias Raden Wijaya diampuni oleh Prabu Jayakatwang dengan bantuan perlindungan bupati Madura, dan kemudian diberi tanah di daerah kawasan hutan Tarik di Mojokerto. Dia kemudian membuka lahan di hutan lebat (babat alas) dengan bantuan para pengikutnya yang setia dan membangun sebuah desa baru di sana. Desa kecil itu dinamai Majapahit, karena di hutan itu terdapat banyak pohon Maja yang buahnya memiliki rasa pahit (Maja adalah nama pohon di hutan pulau Jawa dan Pahit adalah rasa dari buah Maja yang pahit).

Peninggalan Majapahit
Akhirnya, pasukan Tartar dari Mongolia yang dikirim oleh Kubilai Khan tiba di pantai utara pulau Jawa untuk menyerang Singhasari. Pada saat itu, Raden Wijaya langsung menggunakan kesempatan ini untuk membujuk pasukan Tartar agar mau diajak bersekutu, dan ini bertujuan untuk merebut kembali kekuasaan ayahnya yang telah direbut dan dibunuh oleh Prabu Jayakatwang dan taktik ini berhasil, tetapi tidak diketahui oleh pasukan Tartar.

Kemudian dilancarkan serangan besar-besaran oleh Raden Wijaya yang sudah bersekutu dengan pasukan Tartar yang terdiri dari puluhan ribu tentara untuk menaklukkan Prabu Jayakatwang dan akhirnya Jayakatwang berhasil dihancurkan dalam pertempuran besar. Setelah jatuhnya Jayakatwang, pasukan Tartar berniat untuk menduduki dan menguasai Singhasari beserta seluruh negeri bawahannya.

Namun, Raden Wijaya menolak dan mengusir pasukan Tartar untuk pergi dari tanah Jawa. Mereka akhirnya menyerang Raden Wijaya, kemudian terjadilah pertempuran besar yang kedua antara pasukan Tartar yang telah berkurang jumlahnya melawan tentara pengikut Raden Wijaya yang terdiri dari serombongan pendekar tanah Jawa dan Madura. Tentara Yuan terdesak dan hancur dalam pertempuran dengan pasukan Raden Wijaya dan tersisa hanya ratusan orang, tetapi Raden Wijaya mengampuni mereka dan mengizinkan para penyerang dari negeri Mongolia untuk kembali pulang dengan selamat. Ini menjadi cermin dalam banyak studi sebagai rasa kemanusiaan bangsa Indonesia yang tinggi terhadap agresor yang biasanya dihukum mati.

Peninggalan Majapahit
Pada tahun 1293, Raden Wijaya diangkat sebagai Raja Majapahit dan juga menjadi raja pertama Majapahit dan mendirikan sebuah benteng di desa Majapahit yang telah berubah menjadi kerajaan Majapahit. Jadi tanggal paling tepat untuk digunakan sebagai kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan, tanggal 15 bulan Kartika 1215 tahun saka (dalam kalender Jawa), yang tepatnya pada tanggal 10 November 1293. Dalam penobatannya, Raden Wijaya bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana. 

Ketika kerajaan Majapahit baru didirikan, timbul masalah baru. Beberapa punggawa kerajaan yang merupakan Prabu Kertarajasa, yaitu Ranggalawe, Sora dan Nambi memberontak, akan tapi berhasil dipatahkan. Pemberontakan itu diduga dipicu oleh Mahapatih Halayuda sebagai perdana menteri Majapahit yang telah mengatur persekongkolan melawan raja agar dirinya mendapatkan posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir bernama Kuti, Mahapatih Halayudha ditangkap dan dipenjarakan selama kudeta dan akhirnya dieksekusi. Raden Wijaya sendiri akhirnya meninggal pada 1309.

Kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Jayanegara sebagai raja Majapahit. Selama masa pemerintahan Jayanegara, pastor Italia Pordenonio Odoric berkunjung ke kerajaan Majapahit di Jawa. Prabu Jayanegara yang merupakan putra dan penerus dari Raden Wijaya terkenal sebagai penguasa yang jahat dan tidak bermoral. Ia dipanggil Kala Gemet, yang berarti penguasa yang menindas kaum yang lemah. Akhirnya pada 1328 prabu Jayanegara yang lalim itu dibunuh oleh dukunnya sendiri, yaitu seorang ahli pengobatan yang bernama Tanca.

Peninggalan Majapahit
Karena Raja Jayanegara tidak memiliki anak, maka ibu tirinya yang bernama Gayatri Rajapatni menggantikannya, tetapi Rajapatni memilih untuk pergi dari istana dan pergi dari istana untuk mengasingkan diri sebagai pendeta wanita Buddha. Akhirnya Rajapatni menunjuk anak perempuannya yang bernama Tribhuwana Wijayatunggadewi dan bergelar Tribhuwannatunggadewi Jayawishnuwardhani sebagai ratu Majapahit, di bawah bimbingan ibunya Rajapatni.

Tribhuwana kemudian menunjuk Gajahmada sebagai perdana menteri pada tahun 1336. Pada waktu pelantikan, Mahapatih Gajahmada menyatakan sumpahnya yang terkenal dengan palapa amukti palapa, yang isinya berjanji akan melaksanakan visi dan misi untuk menyatukan seluruh kepulauan di asia tenggara sebagai satu negara kesatuan utuh dan berbasis di Majapahit yang  disebut Nuswantoro (Nusantara). Sejak pemerintahan Tribhuwana, Majapahit berkembang jauh lebih besar dan menjadi terkenal di kawasan Asia. Tribhuwana memerintah Majapahit sampai kematiannya pada tahun 1350 dan kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk bergelar sebagai Prabu Rajasanagara yang telah memerintah Majapahit pada tahun 1350-1389. Selama periode ini Majapahit mencapai puncak kejayaan dengan bantuan lanjutan dari perdana menteri-nya Mahapatih Gajahmada yang sangat patuh kepada raja. Di bawah komando Gajahmada selama tahun 1313 - 1364, Majapahit telah menaklukkan hampir seluruh wilayah asia tenggara dan menjadi satu kekuatan regional yang luar biasa.

Peninggalan Majapahit
Menurut buku Nagarakertagama (canto), XIII dan XIV disebutkan beberapa negara bagian di Sumatera, Semenanjung Melayu, Thailand selatan, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua New Guinea dan kepulauan Filipina sebagai wilayah kekuasaan Majapahit. Ini adalah ekspansi maksimum dari kerajaan Majapahit dalam sejarah. Majapahit juga memiliki hubungan diplomatik dan bilateral dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam dan juga menempatkan beberapa duta besarnya di berbagai kerajaan di Cina.

Selanjutnya, untuk memulai sebuah ekspedisi angkatan laut dan seluruh kekuatan militer untuk memperluas kekuasaannya, Majapahit juga terlibat diplomasi dan aliansi. Mungkin karena alasan politik, Raja Hayam Wuruk memutuskan untuk menikahi putri Citra Rashmi (Pitaloka) dari kerajaan Pajajaran sebagai istrinya. Pajajaran menilai proposal ini sebagai aliansi (partner).  

Kemudian pada tahun 1357, raja dan seluruh keluarga besar kerajaan Sunda itu datang ke Majapahit untuk menemani pernikahan putrinya dengan Hayam Wuruk. Namun Gajahmada menggunakan kesempatan untuk memaksa penguasa Pajajaran menyerahkan kerajaannya ke dalam kekuasaan Majapahit.

Peninggalan Majapahit
Pihak Pajajaran menolak, akhirnya pertempuran sengit terjadi antara pasukan pengawal keluarga kerajaan Pajajaran melawan pasukan Majapahit di alun-alun Bubat. Dengan perlawanan yang maksimal, akhirnya pasukan pengawal keluarga kerajaan Pajajaran terdesak dan hancur. Hampir seluruh rombongan keluarga Pajajaran tewas dalam pertempuran itu.  

Dalam sejarah disebutkan bahwa sang putri telah melakukan bunuh diri untuk mempertahankan kehormatan negaranya. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Bubat yang menjadi tema utama dalam Kidung Sunda dan juga disebutkan dalam buku Pararaton, tetapi tidak pernah disebutkan dalam buku Nagarakertagama. 

Nagarakertagama ditulis pada tahun 1365 menggambarkan pengadilan canggih dengan cita rasa halus dalam seni dan sastra dan sistem yang kompleks dengan ritual keagamaan. Penyair menggambarkan Majapahit sebagai pusat teater utama yang membentang dari Papua New Guinea ke Thailand selatan.  

Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut terhadap pemberontakan di Palembang yang merupakan kontribusi terhadap akhir Kerajaan Sriwijaya.

Runtuhnya Majapahit

Peninggalan Majapahit
Setelah kematian Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1389, kekuasaan Majapahit memasuki masa penurunan dengan munculnya berbagai konflik. Hayam Wuruk  digantikan oleh putri mahkota, Kusumawardhani dan menikah dengan saudaranya sendiri, Pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki putra dari pernikahan sebelumnya, Pangeran Wirabhumi yang merupakan putra mahkota yang juga mengklaim hak atas tahta.

Dan inilah penyebab terjadinya perang saudara yang dikenal dengan perang Paregreg, yang terjadi pada tahun1405 - 1406. Perang saudara ini dimenangkan oleh pangeran Wikramawardhana dengan dipenggalnya kepala Pangeran Wirabhumi. Perang saudara ini berdampak melemahnya dukungan luar negeri serta seluruh negara bawahan Majapahit.

Selama masa pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi dari armada angkatan laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Zheng yang dikenal sebagai Laksamana Cheng Ho, seorang panglima perang pasukan Muslim dari China tiba di tanah Jawa dalam beberapa kali selama periode 1405 sampai 1433. Dalam ekspedisi tahun 1430, Zheng membentuk komunitas muslim Arab dan Cina di pelabuhan utara Jawa seperti Semarang, Demak, Tuban dan Ampel, sehingga Islam mulai mendapatkan beberapa pijakan di pantai utara pulau Jawa.

Laksamana Chengho
Pemerintah Wikramawardhana berakhir pada 1426 M dan digantikan oleh putrinya Suhita, yang memerintah periode tahun 1426-1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dengan seorang selir. Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan oleh Kertawijaya, saudaranya dan memerintah sampai tahun 1451. Kertawijaya meninggal, Pangeran Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana yang memerintah Kerajaan Kahuripan dan kemudian meninggal pada tahun 1453. Kemudian Girisawardhana, putra Kertawijaya yang berkuasa hingga tahun 1456 dan meninggal pada 1466 Masehi dan digantikan oleh Singhawikramawardhana.

Pada 1468 Masehi Pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengklaim dirinya sebagai raja dari keturunan Majapahit. Majapahit tidak dapat mengontrol wilayahnya dengan naiknya Kesultanan Malaka pada pertengahan abad ke-15 yang mulai menguasai Selat Malaka dan memperluas pengaruhnya ke Sumatera. Beberapa pengikut Majapahit dan koloni lain mulai membebaskan diri dari dominasi dan kekuasaan Majapahit.

Peninggalan Majapahit
Singhawikramawardhana memindahkan Daha (ibukota kerajaan Kediri) lebih jauh ke pedalaman dan melanjutkan pemerintahannya sampai ia digantikan oleh anaknya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada tahun 1478 Masehi ia mengalahkan Kertabhumi dan bersatu kembali sebagai kerajaan Majapahit. Ranawijaya memerintah dari 1474 - 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Namun demikian, kekuasaan Majapahit telah menurun akibat konflik keluarga.

Periode akhir Kerajaan Majapahit dari tahun 1478 - 1527 dengan jatuhnya ibukota Daha, kerajaan Kediri yang hancur oleh kerajaan Demak pada tahun 1527, pasukan Muslim yang muncul pada akhirnya mengalahkan sisa-sisa kerajaan Majapahit di abad ke-16 awal . Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah (nama Arab: Fatah) telah diakui sebagai penerus sah dari Majapahit. Menurut buku Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, sumber legitimasi karena Raden Patah Sultan pertama mereka yang merupakan putra raja Majapahit Prabu Brawijaya V dengan selir Cina 

Demak menempatkan dirinya sebagai kekuatan regional dan kesultanan Islam pertama di Jawa. Setelah jatuhnya Majapahit, kerajaan Hindu di Jawa hanya tinggal Blambangan di tepi timur dan Pajajaran di barat. Pengikutnya mulai mundur ke pegunungan tengger di Jawa Timur dan juga pulau ke Bali.

Wilayah Majapahit
Majapahit adalah kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Asia Tenggara. Masyarakat Majapahit mengembangkan tingkat tinggi kecanggihan baik kegiatan komersial dan artistik. Ibukotanya dihuni oleh penduduk kosmopolitan yang mengembangkan karya seni dan sastra.
Para penguasa Majapahit adalah kontinuitas dari dinasti Rajasa, ketutunan raja-raja Singhasari yang dimulai dari Sri Ranggah Rajasa, Pendiri Dinasti Rajasa di abad ke-13 akhir.
  1. Raden Wijaya, bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana (1294-1309)
  2. Kalagamet, bergelar prabu Jayanagara (1309-1328)
  3. Tribhuwana, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
  4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350-1389)
  5. Wikramawardhana (1389-1429)
  6. Suhita (1429-1447)
  7. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447-1451)
  8. Rajasawardhana, Lahir Pangeran Pamotan, bergelar Brawijaya II (1451-1453)
  9. Transisi (1453-1456)
  10. Pangeran Wengker, Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456-1466)
  11. Singhawikramawardhana, Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468 atau 1478)
  12. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468-1478)
  13. Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478-1498)
Ini adalah sejarah panjang negara superpower yang pernah berdiri di Asia Tenggara yang bernama Majapahit atau Nuswantoro dengan bendera nasional Gendero gulo klopo yang telah berdiri selama lebih dari 200 tahun dan akhirnya hancur oleh perang saudara karena saling berebut kekuasaan. Sekarang yang tersisa hanya negara kecil-kecil yang terpecah belah dan dikendalikan oleh negara-negara Barat. 

Original source : Wikipedia + Another sources
Picture             : Google Image + Wikipedia + Another sources
Modified by      : Warkop Aremania


( ! )
Artikel sudah di modifikasi oleh Warkop Aremania, jika teman ingin menyalin silakan cantumkan link halaman ini sebagai sumbernya, terima kasih
________________________________________________________
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...