Memang masih banyak warga yang belum menjadikan lokasi ini sebagai sasaran untuk dijadikan tempat wisata berakhir pekan atau mengisi waktu liburan. Lokasi ini memang kerap hanya dijadikan persinggahan sementara oleh para wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang hamparan kubahan lava letusan Gunung Gamalama yang sudah mengering ini.
Selain ramai, tentunya hantaman ombak dan hamparan pasir di bibir pantai yang menjadi tujuan utama para wisatawan lebih membuat para wisatawan tertarik dibandingkan hanya menatap bongkahan batu-batu raksasa yang lebih banyak dijadikan bahan bangunan rumah.
Tapi jangan salah. Batu Angus justru memiliki keindahan lain yang tersembunyi. Panorama keindahan alam laut dan bentangan pulau Halmahera ini sulit didapat di tempat lain. Lokasinya yang tinggi, cukup menyimpan pemandangan panorama indahnya kota Ternate, yakni laut dan pulau-pulau yang ada dihadapannya.
Di dalam kubahan lava letusan gunung tahun 1673 ini, kita bisa menikmati indahnya laut dan bentangan pulau Halmahera dari ketinggian. Perpaduan onggokan bebatuan bagaikan stalagmite hitam yang muncul dari permukaan bumi dengan hijau Gunung Gamalama, serta laut biru yang terbentang. Sungguh sebuah pemandangan yang unik memesona dan jarang ditemui. Tumpukan batuan lava skoria ini tersusun seakan ditata tangan raksasa sehingga menghasilkan fisik yang legam.
Di belakangnya terbentang Gunung Gamalama dengan kawahnya yang menganga, yang menjadi sumber asal batu-batu tersebut, serta hamparan hutan dan pepohonan kelapa. Lokasinya memang berbeda jauh dengan lokasi wisata yang ada. Nuansa gersang sangat terasa karena tidak ada satupun pohon yang memberikan keteduhan.
Kondisi kawasan wisata Batu Angus ini memang masih amat natural dan belum tersentuh tangan jahil atau olahan manusia, selain jalan masuk yang berliku-liku yang panjangnya sekira 200 meter yang dibangun oleh pemerintah.
Namun, kokohnya kubahan lava yang mengering dan membatu itu justru menjadi "pohon" bagi wisatawan yang memberikan keteduhan dan kerindangan untuk bersantai dan menikmati panorama dari atas.
Selain tersembunyi, kondisi inilah yang kerap membuat salah satu lokasi wisata ini jarang dikunjungi para wisatawan.
"Paling banyak yang datang ke sini hanya pasangan muda-mudi untuk bersantai dan menghabiskan waktu di sore hari," kata Ongen, warga kelurahan Kulaba, kecamatan Pulau Ternate yang menjadi kampung yang "menempel" di Batu Angus.
Bersantai di lokasi wisata dalam hamparan lava kering dengan luas hampir mencapai 10 hektar ini, memang pas dilakukan di waktu senja, kala matahari akan "beristirahat".
Hanya saja, karena memang hanya dijadikan tempat transit, tentunya tak ada yang tertarik untuk membuat warung-warung yang menjajakan dagangan kuliner, seperti di lokasi wisata yang lain. Jadi, bagi yang ingin bersantap sambil memandang panorama laut dari ketinggian, harus membawa bekal sendiri.
Bagi wisatawan maupun warga Madanipolis (sebutan Ternate), yang hobi berkemah sambil membuat api unggun di malam hari, lokasi wisata kubahan lava letusan Gunung Gamalama ini sangat cocok dan pas. Lokasinya yang berada di ujung kota itu, menjadikan jalan menuju Batu Angus mudah untuk diakses. Selain dengan kendaraan pribadi, angkot atau ojek, dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp5 ribu sampai 10 ribu saja.
Jalan raya yang melintasi kawasan ini pun dirancang sedemikian rupa hingga membelah kawasan tersebut menjadi dua bagian. Jadi, jika melewati jalur ini, kita akan bisa menengok ke kiri maupun ke kanan untuk menikmati panorama Batu Angus dengan Gunung Gamalama di sisi barat dan laut di bagian timurnya.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2009/07/04/1/235676/batu-angus-lava-indah-di-batas-kota-ternate
Selain ramai, tentunya hantaman ombak dan hamparan pasir di bibir pantai yang menjadi tujuan utama para wisatawan lebih membuat para wisatawan tertarik dibandingkan hanya menatap bongkahan batu-batu raksasa yang lebih banyak dijadikan bahan bangunan rumah.
Tapi jangan salah. Batu Angus justru memiliki keindahan lain yang tersembunyi. Panorama keindahan alam laut dan bentangan pulau Halmahera ini sulit didapat di tempat lain. Lokasinya yang tinggi, cukup menyimpan pemandangan panorama indahnya kota Ternate, yakni laut dan pulau-pulau yang ada dihadapannya.
Di dalam kubahan lava letusan gunung tahun 1673 ini, kita bisa menikmati indahnya laut dan bentangan pulau Halmahera dari ketinggian. Perpaduan onggokan bebatuan bagaikan stalagmite hitam yang muncul dari permukaan bumi dengan hijau Gunung Gamalama, serta laut biru yang terbentang. Sungguh sebuah pemandangan yang unik memesona dan jarang ditemui. Tumpukan batuan lava skoria ini tersusun seakan ditata tangan raksasa sehingga menghasilkan fisik yang legam.
Di belakangnya terbentang Gunung Gamalama dengan kawahnya yang menganga, yang menjadi sumber asal batu-batu tersebut, serta hamparan hutan dan pepohonan kelapa. Lokasinya memang berbeda jauh dengan lokasi wisata yang ada. Nuansa gersang sangat terasa karena tidak ada satupun pohon yang memberikan keteduhan.
Kondisi kawasan wisata Batu Angus ini memang masih amat natural dan belum tersentuh tangan jahil atau olahan manusia, selain jalan masuk yang berliku-liku yang panjangnya sekira 200 meter yang dibangun oleh pemerintah.
Namun, kokohnya kubahan lava yang mengering dan membatu itu justru menjadi "pohon" bagi wisatawan yang memberikan keteduhan dan kerindangan untuk bersantai dan menikmati panorama dari atas.
Selain tersembunyi, kondisi inilah yang kerap membuat salah satu lokasi wisata ini jarang dikunjungi para wisatawan.
"Paling banyak yang datang ke sini hanya pasangan muda-mudi untuk bersantai dan menghabiskan waktu di sore hari," kata Ongen, warga kelurahan Kulaba, kecamatan Pulau Ternate yang menjadi kampung yang "menempel" di Batu Angus.
Bersantai di lokasi wisata dalam hamparan lava kering dengan luas hampir mencapai 10 hektar ini, memang pas dilakukan di waktu senja, kala matahari akan "beristirahat".
Hanya saja, karena memang hanya dijadikan tempat transit, tentunya tak ada yang tertarik untuk membuat warung-warung yang menjajakan dagangan kuliner, seperti di lokasi wisata yang lain. Jadi, bagi yang ingin bersantap sambil memandang panorama laut dari ketinggian, harus membawa bekal sendiri.
Bagi wisatawan maupun warga Madanipolis (sebutan Ternate), yang hobi berkemah sambil membuat api unggun di malam hari, lokasi wisata kubahan lava letusan Gunung Gamalama ini sangat cocok dan pas. Lokasinya yang berada di ujung kota itu, menjadikan jalan menuju Batu Angus mudah untuk diakses. Selain dengan kendaraan pribadi, angkot atau ojek, dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp5 ribu sampai 10 ribu saja.
Jalan raya yang melintasi kawasan ini pun dirancang sedemikian rupa hingga membelah kawasan tersebut menjadi dua bagian. Jadi, jika melewati jalur ini, kita akan bisa menengok ke kiri maupun ke kanan untuk menikmati panorama Batu Angus dengan Gunung Gamalama di sisi barat dan laut di bagian timurnya.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2009/07/04/1/235676/batu-angus-lava-indah-di-batas-kota-ternate
________________________________________________________