Sirwendo adalah sebuah ajian dari ilmu Jawa kuno yang berfungsi untuk menembak agar bisa tepat mengenai sasaran. Saat ini sirwendo merupakan ilmu Jawa yang langka, karena tidak banyak orang yang mempelajarinya. Ilmu ini dulu dipelajari oleh orang Jawa jaman dahulu untuk kegunaan dalam berburu binatang hutan, dimana orang yang memiliki ilmu ini akan senantiasa bisa memanah dengan tepat hewan buruannya. Saat ini ilmu ini kurang begitu terkenal, kecuali hanya orang-orang yang gemar olahraga menembak yang pernah mendengar ilmu ini.
Dalam masyarakat Jawa tengah ilmu ini disebut sriwindu, dimana ajian ini hanya bisa digunakan untuk menembak atau memanah sasaran yang sedang bergerak. Jika sasaran tidak bergerak, maka ilmu ini tidak bisa berfungsi dengan baik. Namun menurut para tokoh ilmu Jawa kuno di daerah Jawa timur, ilmu ini dinamakan sirwendo, dimana ilmu ini bisa dipakai menembak sasaran apa saja, baik sasaran yang bergerak atau sasaran yang tidak bergerak, asal bisa menentukan hari dan arah disaat berburu.
Masyarakat Jawa kuno sangat mempercayai akan peranan hari, dimana hari digunakan untuk menghitung atau meramal arah dalam pergi berburu agar bisa bertemu binatang buruan yang sedang apes atau sial. Misalnya, jika hitungan mereka hari ini binatang apes berada di sebelah utara, maka mereka harus pergi ke hutan di sebelah utara agar bisa bertemu binatang yang sedang apes, dan nantinya ilmu sirwendo akan berfungsi dengan baik. Namun jika mereka pergi ke arah selain utara, maka mereka tidak akan memperoleh hasil buruan karena hitungan atau ramalan mereka menyimpang dari aturan ilmu sirwendo.
Sirwendo adalah ilmu warisan masyarakat Jawa kuno. Ilmu ini dipelajari dengan cara berpuasa mutih, yaitu hanya makan nasi putih dan minum air mentah selama tujuh hari, dan tidak boleh tidur selama tiga hari tiga malam. Ilmu ini dulu banyak dipelajari oleh masyarakat di pesisir selatan pulau Jawa yang merupakan daerah pegunungan dan berhutan lebat. Namun pada masa kini sering terdengar kabar bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi olahraga menembak banyak yang memiliki ilmu ini.
Dalam masyarakat Jawa tengah ilmu ini disebut sriwindu, dimana ajian ini hanya bisa digunakan untuk menembak atau memanah sasaran yang sedang bergerak. Jika sasaran tidak bergerak, maka ilmu ini tidak bisa berfungsi dengan baik. Namun menurut para tokoh ilmu Jawa kuno di daerah Jawa timur, ilmu ini dinamakan sirwendo, dimana ilmu ini bisa dipakai menembak sasaran apa saja, baik sasaran yang bergerak atau sasaran yang tidak bergerak, asal bisa menentukan hari dan arah disaat berburu.
Masyarakat Jawa kuno sangat mempercayai akan peranan hari, dimana hari digunakan untuk menghitung atau meramal arah dalam pergi berburu agar bisa bertemu binatang buruan yang sedang apes atau sial. Misalnya, jika hitungan mereka hari ini binatang apes berada di sebelah utara, maka mereka harus pergi ke hutan di sebelah utara agar bisa bertemu binatang yang sedang apes, dan nantinya ilmu sirwendo akan berfungsi dengan baik. Namun jika mereka pergi ke arah selain utara, maka mereka tidak akan memperoleh hasil buruan karena hitungan atau ramalan mereka menyimpang dari aturan ilmu sirwendo.
Sirwendo adalah ilmu warisan masyarakat Jawa kuno. Ilmu ini dipelajari dengan cara berpuasa mutih, yaitu hanya makan nasi putih dan minum air mentah selama tujuh hari, dan tidak boleh tidur selama tiga hari tiga malam. Ilmu ini dulu banyak dipelajari oleh masyarakat di pesisir selatan pulau Jawa yang merupakan daerah pegunungan dan berhutan lebat. Namun pada masa kini sering terdengar kabar bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi olahraga menembak banyak yang memiliki ilmu ini.
________________________________________________________