Ketika pasangan suami istri tak dikaruniai momongan, umumnya masalah lebih ditimpakan ke pihak perempuan. Lalu si istri yang kemudian si istri repot menjalani terapi ke sana ke sana ke mari. Padahal, kesulitan hamil itu bisa disebabkan oleh adanya gangguan reproduksi pada perempuan maupun laki-laki. Kondisi apa saja yang dapat menghambat reproduksi pria?
Bila pasangan suami istri teratur melakukan hubungan seksual, tanpa alat kontrasepsi selama lebih dari satu tahun, dan sang istri tak juga hamil, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Tak hanya istri, tetapi suami juga harus menjalani pemeriksaan reproduksi. Siapa tahu, di antara berbagai kondisi berikut ada yang menjadi biang masalah pada reproduksi suami.
Meski persentasenya hanya sedikit, ada pria yang hambatan pada saluran ejakulatori (vas deferens), sehingga terutuplah jalan bagi sperma untuk menemui sel telur. Infeksi, cedera, kelainan bawaan, dan kondisi lain bisa menyebabkan terjadinya hambatan ini.
Kondisi ini tidak menunjukkan gejala. Tindakan bedah dapat memperbaiki keadaan ini. Keberhasilan penanganan tergantung pada derajat masalahnya dan tipe operasi yang dilakukan. Menurut para ahli di WebMD, di Amerika sekitar 50-90 persen pria mengalami perbaikan aliran sperma, dan sekitar 20-65 persen berhasil hamil.
Ini merupakan pembesaran pembuluh atau semacam varises yang terjadi di skrotum. Akibatnya suhu di testis meningkat dan mempengaruhi produksi sperma. Masalah ini juga tanpa gejala din terdeteksi melalui cek kesehatan fisik Varikokel bisa diatasi melalui tindakai bedah. Sekitar 43 persen pria belum bisa membuat pasangannya hamil dalam setahun setelah operasi.
Sperma yang terlalu sedikit atau bahkan tidak ada pergerakan sperma lamban atau tidak motil atau bentuk sperma yang abnormal, membuat kemampuan membuahi sel telur juga kecil. Keadaan ini pun tidak menunjukkan gejala.
Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan produksi telur yang dikombinasi dengan inseminasi hanya memiliki tingkat keberhasilan 8-17 persen per siklus.
Tubuh seorang pria bisa membuat antibodi yang membunuh sperma sendiri. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh vasektomi, infeksi, atau trauma pada organ reproduksi. Obat-obatan steroid kadang digunakan untuk menekan antibodi sperma, tetapi banyak dokter tidak menyetujuinya mengingat efek samping yang bisa ditimbulkan. Selain itu teknologi seperti injeksi sperma dan inseminasi bisa digunakan untuk mengupayakan kehamilan, tetapi keberhasilannya juga tak berbeda dengan masalah sperma tidak teratur.
Tak sedikit kasus ketidaksuburan yang tidak diketahui pasti-penyebabnya, meski berbagai pemeriksaan telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Beberapa ahli mengaitkan masalah ini dengan racun lingkungan yang semakin merajalela mungkin ikut andil sebagai faktor risiko.
Tindakan fertilisasi in vitro (bayi tabung) menunjukkan keberhasilan hamil sekitar 20-40 persen setiap siklus. Namun, setelah tiga tahun pengobatan, peluang untuk terjadi pembuahan menurun sekitar 20-25 persen setiap tahunnya.
Dinyatakan kombinasi jika dokter menemukan masalah pada kedua pihak, suami serta istri. Untuk kondisi ini, gejala, situasi maupun tingkat keberhasilannya sangat bervariasi tergantung masalah yang ada. (Saptorini)
Sumber: http://health.kompas.com/read/2012/01/15/20245718/Yang.Mengganggu.Kesuburan.Pria
Bila pasangan suami istri teratur melakukan hubungan seksual, tanpa alat kontrasepsi selama lebih dari satu tahun, dan sang istri tak juga hamil, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Tak hanya istri, tetapi suami juga harus menjalani pemeriksaan reproduksi. Siapa tahu, di antara berbagai kondisi berikut ada yang menjadi biang masalah pada reproduksi suami.
Hambatan
Meski persentasenya hanya sedikit, ada pria yang hambatan pada saluran ejakulatori (vas deferens), sehingga terutuplah jalan bagi sperma untuk menemui sel telur. Infeksi, cedera, kelainan bawaan, dan kondisi lain bisa menyebabkan terjadinya hambatan ini.
Kondisi ini tidak menunjukkan gejala. Tindakan bedah dapat memperbaiki keadaan ini. Keberhasilan penanganan tergantung pada derajat masalahnya dan tipe operasi yang dilakukan. Menurut para ahli di WebMD, di Amerika sekitar 50-90 persen pria mengalami perbaikan aliran sperma, dan sekitar 20-65 persen berhasil hamil.
Varikokel
Ini merupakan pembesaran pembuluh atau semacam varises yang terjadi di skrotum. Akibatnya suhu di testis meningkat dan mempengaruhi produksi sperma. Masalah ini juga tanpa gejala din terdeteksi melalui cek kesehatan fisik Varikokel bisa diatasi melalui tindakai bedah. Sekitar 43 persen pria belum bisa membuat pasangannya hamil dalam setahun setelah operasi.
Sperma Tidak Sehat
Sperma yang terlalu sedikit atau bahkan tidak ada pergerakan sperma lamban atau tidak motil atau bentuk sperma yang abnormal, membuat kemampuan membuahi sel telur juga kecil. Keadaan ini pun tidak menunjukkan gejala.
Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan produksi telur yang dikombinasi dengan inseminasi hanya memiliki tingkat keberhasilan 8-17 persen per siklus.
Alergi Sperma
Tubuh seorang pria bisa membuat antibodi yang membunuh sperma sendiri. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh vasektomi, infeksi, atau trauma pada organ reproduksi. Obat-obatan steroid kadang digunakan untuk menekan antibodi sperma, tetapi banyak dokter tidak menyetujuinya mengingat efek samping yang bisa ditimbulkan. Selain itu teknologi seperti injeksi sperma dan inseminasi bisa digunakan untuk mengupayakan kehamilan, tetapi keberhasilannya juga tak berbeda dengan masalah sperma tidak teratur.
Tak Jelas Penyebabnya
Tak sedikit kasus ketidaksuburan yang tidak diketahui pasti-penyebabnya, meski berbagai pemeriksaan telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Beberapa ahli mengaitkan masalah ini dengan racun lingkungan yang semakin merajalela mungkin ikut andil sebagai faktor risiko.
Tindakan fertilisasi in vitro (bayi tabung) menunjukkan keberhasilan hamil sekitar 20-40 persen setiap siklus. Namun, setelah tiga tahun pengobatan, peluang untuk terjadi pembuahan menurun sekitar 20-25 persen setiap tahunnya.
Kombinasi Masalah
Dinyatakan kombinasi jika dokter menemukan masalah pada kedua pihak, suami serta istri. Untuk kondisi ini, gejala, situasi maupun tingkat keberhasilannya sangat bervariasi tergantung masalah yang ada. (Saptorini)
Sumber: http://health.kompas.com/read/2012/01/15/20245718/Yang.Mengganggu.Kesuburan.Pria
________________________________________________________