Ketua Yayasan Pengembangan Medik Indonesia dan ahli Kesehatan Tulang dr. Siti Annisa, SpRM mengatakan, sebanyak 70 persen perempuan Indonesia cenderung terkena penyakit osteoporosis dari laki-laki.
"Kaum perempuan lebih berisiko dua kali lipat terkena osteoporosis dari laki-laki, karena memiliki hormon esterogen, terlebih hormon tersebut dapat mengalami penurunan menjelang menopause (berhentinya siklus menstruasi)," kata Siti Annisa.
Menurut Siti, osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
"Faktor risiko yang tidak bisa dicegah dari osteoporosis, yaitu jenis kelamin, menopause dini, usia, postur tubuh dan riwayat osteoporosis dalam keluarga," jelas Siti.
Osteoporosis dapat diperbaiki, lanjut dia, dengan memberikan nutrisi yang cukup pada tubuh seperti protein, kalsium dan vitamin D, hindari minuman yang mengandung alkohol, tidak merokok dan rajin berolah raga.
Dikatakannya, penyakit tulang dapat ditandai dengan penurunan kepadatan massa tulang, sehingga membuat tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah retak sampai patah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Marketing Perusahaan Susu Fonterra Brands Indonesia, Vienno Monintja menambahkan, berdasarkan Data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 menyebutkan, sebanyak 14 negara Asia memiliki asupan kalsium yang rendah yaitu hanya mengkonsumsi 450 mg dari 1.300 mg yang dibutuhkan per hari.
"Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan pada usia 35 tahun, satu dari tiga orang di kawasan Asia beresiko menderita osteoporosis," kata Vienno.
Bahkan, tambah dia, perempuan di Indonesia pada usia 25 sampai 65 tahun berisiko tinggi terkena osteoporosis dibandingkan negara Asia lainnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2011/09/30/perempuan-indonesia-lebih-mudah-alami-keropos-tulang
"Kaum perempuan lebih berisiko dua kali lipat terkena osteoporosis dari laki-laki, karena memiliki hormon esterogen, terlebih hormon tersebut dapat mengalami penurunan menjelang menopause (berhentinya siklus menstruasi)," kata Siti Annisa.
Menurut Siti, osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
"Faktor risiko yang tidak bisa dicegah dari osteoporosis, yaitu jenis kelamin, menopause dini, usia, postur tubuh dan riwayat osteoporosis dalam keluarga," jelas Siti.
Osteoporosis dapat diperbaiki, lanjut dia, dengan memberikan nutrisi yang cukup pada tubuh seperti protein, kalsium dan vitamin D, hindari minuman yang mengandung alkohol, tidak merokok dan rajin berolah raga.
Dikatakannya, penyakit tulang dapat ditandai dengan penurunan kepadatan massa tulang, sehingga membuat tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah retak sampai patah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Marketing Perusahaan Susu Fonterra Brands Indonesia, Vienno Monintja menambahkan, berdasarkan Data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 menyebutkan, sebanyak 14 negara Asia memiliki asupan kalsium yang rendah yaitu hanya mengkonsumsi 450 mg dari 1.300 mg yang dibutuhkan per hari.
"Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan pada usia 35 tahun, satu dari tiga orang di kawasan Asia beresiko menderita osteoporosis," kata Vienno.
Bahkan, tambah dia, perempuan di Indonesia pada usia 25 sampai 65 tahun berisiko tinggi terkena osteoporosis dibandingkan negara Asia lainnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2011/09/30/perempuan-indonesia-lebih-mudah-alami-keropos-tulang
________________________________________________________