Perjalanan pulang jauh lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan saat mereka mencari makan. Selain itu, semut hitam kadang mengeroyok semut merah dan mencuri makanan yang dimiliki. (dailymail.co.uk)
Rasa penasaran dengan perilaku semut membuat Anggie Arivia Tanu, siswi SD Kristen Penabur 6 Bandung, ingin mengetahui bagaimana semut selalu bisa pulang setelah jauh mencari makanan. Hal ini kemudian ia tanyakan pada gurunya.
Melihat antusiasme Anggie, sang guru mengajaknya untuk mengamati perilaku semut.
“Saya mendampingi Anggie untuk mengamati perilaku semut,” ujar Winardi, guru pembimbingnya. Dengan memberi remah-remah kue sebagai umpan, selama satu minggu mereka menghitung waktu setiap semut yang pergi mencari makan dan pulang.
Dari pengamatan awal tersebut, ada hal yang menarik untuk dicatat bahwa semut selalu pulang lebih cepat ke sarang daripada saat mereka mencari makan.
Anggie kemudian mendapatkan ide untuk memberi penghalang bagi semut yang mencari makanan. “Selama ini perilaku semut saat berjalan saling antre berurutan. Saat diberi penghalang, semut memang kebingungan, dan berusaha mencari makanan yang ada di dekatnya,” ujar Anggie pada VIVAnews, 12 September 2011.
Hasil pencatatan waktu dengan stopwatch kemudian memperkuat fakta bahwa semut lebih cepat kembali ke sarangnya meski diberi penghalang.
Jika tidak diberi penghalang, Anggie mencatat, dalam 3 kali pengamatan, waktu yang dibutuhkan yaitu 20 detik menuju umpan, pulang 13 detik. Pengamatan kedua, 22 detik ke umpan, pulang 12 detik. Pengamatan ketiga, menuju umpan 27 detik, pulang 24 detik.
Jika diberi penghalang, tercatat pengamatan pertama, menuju umpan 49 detik, pulang 39 detik (tidak membawa makanan). Pengamatan kedua, 24 detik menuju umpan, pulang 15 detik. Dan terakhir, menuju umpan 1 menit, pulang 1 menit 59 detik.
“Ada kejadian menarik saat percobaan diberi penghalang. Semut hitam mencari jalan memutar dan mencari makanan yang dipunyai oleh semut merah,” kata Winardi, guru pendamping Anggie. Semut merah akhirnya dikeroyok, semut hitam mencuri makanan semut merah. “Di sini berlaku hukum alam, siapa yang kuat dia yang menang,” ujarnya.
Berkat penelitiannya ini, Anggie masuk dalam 9 besar bocah yang menjuarai Junior Science Award 2011 yang juri-jurinya berasal dari LIPI.
Sumber: http://us.teknologi.vivanews.com/news/read/246435-semut-tidak-pernah-tersesat-pulang-ke-sarang
________________________________________________________