Sejarah Jakarta tak hanya bisa dipelajari dari daratan, tapi juga Kepulauan Seribu. Salah satunya adalah dengan mengunjungi Pulau Onrust, yang merupakan pusat hiruk-pikuk masa lalu itu. Sisa-sisa kejayaannya dapat dinikmati dengan berperahu lima belas menit dari pesisir Jakarta.
Dinamai dengan kata Belanda yang artinya tanpa istirahat, Pulau Onrust memegang peran penting dalam sejarah Batavia. Pada abad 16, pulau ini adalah tempat peristirahatan raja-raja Banten. Setelah Belanda datang, pulau ini dimanfaatkan sebagai aset guna memperkuat pendudukan mereka.
Fungsi pulau ini terus berubah sesuai kondisi politik Jakarta — yang juga selalu berubah. Tercatat, pulau ini pernah menjadi dermaga, benteng, gudang mesiu, hingga tempat penggergajian kayu dan bengkel bagi kapal-kapal yang rusak.
Pulau Onrust sebenarnya bukanlah pulau yang bersahabat bagi para penjelajah. Cuaca tropis yang panas dan kondisi pulau berhutan lebat adalah salah satu alasannya. Tak heran, ada mitos bahwa penghuni pulau ini akan mati muda.
Sebuah buku medis yang ditulis Thomas dan George Underwood pada tahun 1827 menjelaskan tentang ekspedisi tentara kerajaan Inggris ke Batavia pada Agustus 1800. Disebutkan, terdapat 12 resimen tentara (127 personel) yang mendarat di Pulau Onrust dalam keadaan sehat. Karena penyakit misterius, hanya 62 yang kembali. Sisanya tewas tanpa sempat berperang.
Mitos mati muda ini juga diperkuat dengan reruntuhan kuburan Belanda di ujung pulau. Beberapa nisan yang masih utuh menunjukkan, penghuninya wafat sebelum berusia 30 tahun. Di nisan milik Johanna Kalf, istri penguasa, malah tertulis bahwa dia meninggal dalam usia 25 tahun.
Sejak abad 16, pulau ini dibangun, dihancurkan, dibangun kembali, lalu hancur tak berpenghuni. Pada masa kemerdekaan, pulau ini dijadikan tempat karantina penyakit menular. Sejak tahun 1970-an, pulau ini terabaikan. Bangunannya dibongkar dan menyisakan puing-puing.
Kini hanya ada sisa fondasi benteng kuno, serta asrama haji dari masa akhir pendudukan Belanda.
Kuburan, reruntuhan dan bayangan dari pepohonan yang tumbuh subur membuat pulau ini menampakkan suasana kelam. Sejarah yang penuh liku itu akhirnya tersimpan dalam diamnya reruntuhan dan pepohonan.
Pulau Cipir alias Kuiper
Bila Anda mengunjungi Pulau Onrust, jangan lupa mampir ke Pulau Cipir yang terletak di sebelahnya. Kedua pulau ini tadinya dihubungkan dengan sebuah jembatan apung — yang reruntuhannya masih bisa terlihat di Cipir sementara di Onrust sudah musnah sama sekali.
Sebagian besar Pulau Cipir berisi reruntuhan asrama haji. Meski hanya tinggal dinding dan lantai, kondisi reruntuhannya masih lebih baik dibandingkan dengan Pulau Onrust.
Pulau Cipir sangat kecil dan bisa dikelilingi hanya dalam beberapa menit.
Sumber: http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/112-sejarah-jakarta-di-pulau-onrust
Pulau Onrust
Dinamai dengan kata Belanda yang artinya tanpa istirahat, Pulau Onrust memegang peran penting dalam sejarah Batavia. Pada abad 16, pulau ini adalah tempat peristirahatan raja-raja Banten. Setelah Belanda datang, pulau ini dimanfaatkan sebagai aset guna memperkuat pendudukan mereka.
Fungsi pulau ini terus berubah sesuai kondisi politik Jakarta — yang juga selalu berubah. Tercatat, pulau ini pernah menjadi dermaga, benteng, gudang mesiu, hingga tempat penggergajian kayu dan bengkel bagi kapal-kapal yang rusak.
Foto: Famega Syavira |
Pulau Onrust sebenarnya bukanlah pulau yang bersahabat bagi para penjelajah. Cuaca tropis yang panas dan kondisi pulau berhutan lebat adalah salah satu alasannya. Tak heran, ada mitos bahwa penghuni pulau ini akan mati muda.
Sebuah buku medis yang ditulis Thomas dan George Underwood pada tahun 1827 menjelaskan tentang ekspedisi tentara kerajaan Inggris ke Batavia pada Agustus 1800. Disebutkan, terdapat 12 resimen tentara (127 personel) yang mendarat di Pulau Onrust dalam keadaan sehat. Karena penyakit misterius, hanya 62 yang kembali. Sisanya tewas tanpa sempat berperang.
Mitos mati muda ini juga diperkuat dengan reruntuhan kuburan Belanda di ujung pulau. Beberapa nisan yang masih utuh menunjukkan, penghuninya wafat sebelum berusia 30 tahun. Di nisan milik Johanna Kalf, istri penguasa, malah tertulis bahwa dia meninggal dalam usia 25 tahun.
Foto: Famega Syavira |
Sejak abad 16, pulau ini dibangun, dihancurkan, dibangun kembali, lalu hancur tak berpenghuni. Pada masa kemerdekaan, pulau ini dijadikan tempat karantina penyakit menular. Sejak tahun 1970-an, pulau ini terabaikan. Bangunannya dibongkar dan menyisakan puing-puing.
Kini hanya ada sisa fondasi benteng kuno, serta asrama haji dari masa akhir pendudukan Belanda.
Kuburan, reruntuhan dan bayangan dari pepohonan yang tumbuh subur membuat pulau ini menampakkan suasana kelam. Sejarah yang penuh liku itu akhirnya tersimpan dalam diamnya reruntuhan dan pepohonan.
Pulau Cipir alias Kuiper
Bila Anda mengunjungi Pulau Onrust, jangan lupa mampir ke Pulau Cipir yang terletak di sebelahnya. Kedua pulau ini tadinya dihubungkan dengan sebuah jembatan apung — yang reruntuhannya masih bisa terlihat di Cipir sementara di Onrust sudah musnah sama sekali.
Foto: Famega Syavira |
Sebagian besar Pulau Cipir berisi reruntuhan asrama haji. Meski hanya tinggal dinding dan lantai, kondisi reruntuhannya masih lebih baik dibandingkan dengan Pulau Onrust.
Pulau Cipir sangat kecil dan bisa dikelilingi hanya dalam beberapa menit.
Sumber: http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/112-sejarah-jakarta-di-pulau-onrust
________________________________________________________