Kebahagiaan alami manusia adalah kebahagiaan yang datang dengan sendirinya secara alami tanpa dicari atau diperjuangkan. Kebahagiaan alami manusia didapat ketika mereka masih berusia kanak-kanak. Setelah melewati masa kanak-kanak, kebahagiaan alami itu mulai berkurang secara bertahap seiring bertambahnya umur, dan kebahagiaan alami tersebut akan hilang tidak terulang lagi selamanya.
Kenapa anak-anak lebih bahagia daripada orang tua? Karena anak-anak tidak memikirkan beban apapun dalam menjalani kerasnya hidup. Anak-anak tidak memikirkan tuntutan ekonomi yang terus mengejar, kecuali hanya memikirkan kesenangan dan bermain. Dan tidurnya pulas karena tidak menangggung beban pikiran sedikitpun.
Anak-anak adalah raja, mau makan disuapin, mau mandi di mandiin, pakaian ada yang menyiapkan, dan segala kebutuhan apa saja dilayani oleh orang tuanya. Pingin makan apa saja tinggal minta sama mamanya, kalau tidak diberi langsung nangis. Hanya bermodal tangis saja orang tuanya akan lekas-lekas memenuhi permintaan si anak.
Namun setelah menginjak remaja hingga dewasa, kebahagiaan alami itu akan berkurang dan hilang. Manusia harus bekerja keras membanting tulang dan memeras keringat untuk menciptakan kebahagiaan. Dan kebahagiaan tersebut harus dirawat dengan baik agar tidak hilang lagi.
Kebahagiaan orang dewasa bukanlah kebahagiaan alami, melainkan kebahagiaan yang harus diperjuangkan. Jika tidak mau berusaha untuk meraih kebahagiaan tersebut, maka tidak akan ada orang yang mau memanjakannya. Bagi manusia selain anak-anak, kebahagiaan tidak bisa datang secara gratis melainkan harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Itupun masih belum bisa menandingi kebahagiaan anak-anak. Anak-anak makan apa saja terasa enak, tidak mengenal pantangan, badan tidak pernah pegal-pegal, pokoknya benar-benar bahagia alami luar dalam.
Namun jika usia sudah bukan lagi anak-anak, maka manusia akan mulai sering mengeluh. Semakin tua usia kita maka akan semakin bertambah pula keluhannya. Dulu makan daging tidak apa-apa, tetapi sekarang makan daging asam uratnya kumat. Tidak boleh makan sate karena takut darah tingginya kumat. Belum lagi menanggung beratnya beban hidup dalam berumah tangga demi kelangsungan hidup keluarga.
Kemudian memasuki usia lanjut (manula), maka akan semakin berat beban hidupnya. Makan nasi di restoran tidak mampu karena tidak punya gigi, jadi harus makan bubur atau nasi lembek serta lauknya sederhana. Ketika tidur badan terasa sakit semua. Mau pipis di kamar mandi tapi urine-nya sudak tercecer di lantai duluan karena organ tubuh sudah tidak sempurna.
Semua manusia pernah mendapatkan kebahagiaan alami ketika masih kanak-kanak dan kebahagiaan alami tersebut tidak akan pernah datang lagi, tetapi akan diganti oleh kebahagiaan baru yang harus dibayar dengan perjuangan dan kerja keras.
Kenapa anak-anak lebih bahagia daripada orang tua? Karena anak-anak tidak memikirkan beban apapun dalam menjalani kerasnya hidup. Anak-anak tidak memikirkan tuntutan ekonomi yang terus mengejar, kecuali hanya memikirkan kesenangan dan bermain. Dan tidurnya pulas karena tidak menangggung beban pikiran sedikitpun.
Anak-anak adalah raja, mau makan disuapin, mau mandi di mandiin, pakaian ada yang menyiapkan, dan segala kebutuhan apa saja dilayani oleh orang tuanya. Pingin makan apa saja tinggal minta sama mamanya, kalau tidak diberi langsung nangis. Hanya bermodal tangis saja orang tuanya akan lekas-lekas memenuhi permintaan si anak.
Namun setelah menginjak remaja hingga dewasa, kebahagiaan alami itu akan berkurang dan hilang. Manusia harus bekerja keras membanting tulang dan memeras keringat untuk menciptakan kebahagiaan. Dan kebahagiaan tersebut harus dirawat dengan baik agar tidak hilang lagi.
Kebahagiaan orang dewasa bukanlah kebahagiaan alami, melainkan kebahagiaan yang harus diperjuangkan. Jika tidak mau berusaha untuk meraih kebahagiaan tersebut, maka tidak akan ada orang yang mau memanjakannya. Bagi manusia selain anak-anak, kebahagiaan tidak bisa datang secara gratis melainkan harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Itupun masih belum bisa menandingi kebahagiaan anak-anak. Anak-anak makan apa saja terasa enak, tidak mengenal pantangan, badan tidak pernah pegal-pegal, pokoknya benar-benar bahagia alami luar dalam.
Namun jika usia sudah bukan lagi anak-anak, maka manusia akan mulai sering mengeluh. Semakin tua usia kita maka akan semakin bertambah pula keluhannya. Dulu makan daging tidak apa-apa, tetapi sekarang makan daging asam uratnya kumat. Tidak boleh makan sate karena takut darah tingginya kumat. Belum lagi menanggung beratnya beban hidup dalam berumah tangga demi kelangsungan hidup keluarga.
Kemudian memasuki usia lanjut (manula), maka akan semakin berat beban hidupnya. Makan nasi di restoran tidak mampu karena tidak punya gigi, jadi harus makan bubur atau nasi lembek serta lauknya sederhana. Ketika tidur badan terasa sakit semua. Mau pipis di kamar mandi tapi urine-nya sudak tercecer di lantai duluan karena organ tubuh sudah tidak sempurna.
Semua manusia pernah mendapatkan kebahagiaan alami ketika masih kanak-kanak dan kebahagiaan alami tersebut tidak akan pernah datang lagi, tetapi akan diganti oleh kebahagiaan baru yang harus dibayar dengan perjuangan dan kerja keras.