Pada suatu hari ibunya jatuh sakit sehingga ayahnya meneleponnya kepada anak itu “Nak, kau cepatlah pulang ibumu sakit keras”. Lalu ia menjawab “Maaf ayah aku sedang sibuk, biarlah nanti aku kirimkan uang untuk pengobatan ibu, berapapun biayanya nanti aku yang nanggung". Mendengar jawaban itu meneteslah air mata sang ayah, dalam hati ia berucap “Bukan uangmu nak yang kuharap, tapi keadiranmu untuk mendampingi ibumu yang butuh belaian kasih sayangmu. Ibumu sangat merindukanmu nak”.
Beberapa hari kemudian anak tersebut merasa tidak enak hati pada ayahnya dan sangat ingin pulang untuk menemui ibunya yang sudah lama tidak ia temui. Maka berangkatlah ia pulang ke desa, setelah sampai di rumah ia mendapati banyak orang berkumpul di halaman rumahnya, dalam hati bertanya ada apakah gerangan...? Ia lalu bergegas menemui ayahnya “Ayah, mana ibu?”. Ayah menjawab "Ibumu ada di dalam nak" Lalu ia masuk ke dalam, namun ia tidak mendapati ibunya, yang ada hanyalah tubuh yang berbalut kain kafan. “Ayah siapa yg mati itu? Mana ibu?”. Ayah menjawab “ Ia ibumu nak".
Mendengar jawaban itu menangislah ia sejadi jadinya “Ibuuuu….. maafkan aku ibu… aku belum sempat membalas kasih sayang ibu, aku belum minta maaf atas kesalahanku ibu…..maafkan aku ibu…”.
By Yudi Yunior
________________________________________________________
