Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di jalur Cincin Api Pasific yaitu gugusan gunung berapi di wilayah Pasifik. Jalur ini umumnya rawan letusan dan gempa vulkanik.
Salah satu penyusun rangkaiannya adalah Gunung Karangetang, yang dikenal juga dengan nama Api Siau, adalah gunung berapi yang terletak di pulau Siau. Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah. Tergolong dalam kelompok Gunung-api Perisai (Shield Volcano).
Gunungapi. Karangetang (1827 m. dpl.) merupakan sebuah pulau gunungapi yang berada di P. Siau dengan jarak sekitar 146 km dari kota Manado. Gunungapi tersebut dipantau secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi di Desa Salili. Gunung Karangetang terletak di Pulau Siau, secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, sedangkan secara geografis terletak pada 125o 24,35′ BT dan 02o 46,61′ LU dengan ketinggian puncak 1820 meter di atas muka laut.
Berdasarkan informasi rekaman terakhir jejak vulkanik (disadur dari berbagai sumber), Gunung Karangetang melakukan beberapa aktifitas vulkaniknya, diantaranya:
Gunung di pulau Siau di Sulawesi utara ini, menyemburkan lava dan abu panas. Gunung Karangetang untuk kali terakhir meledak pada tahun 1974. Pada saat itu penduduk pulau Siau diungsikan. Sejak 1990, sekitar 10 orang tewas karena menghirup gas beracun di gunung ini.
Terakhir, Gunung Karangetang menciptakan letusan besar pada Juli 2006. Letusan kala itu menyebabkan hampir 4.000 warga dari lima desa diungsikan.
Pada tanggal 31 Mei 2009 pukul 23.35 WITA telah terjadi letusan Gunung Karangetang sehingga memuntahkan lahar panas/lava pijar yang mendekati pemukiman warga di Kelurahan Tarorane Tampuna Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Sitaro. Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, sejak tanggal 31 Mei 2009 pukul 13.00 WITA, status kegiatan Gunung Karangetang dinaikkan dari “SIAGA” menjadi “AWAS”.
Letusan pada tahun 2009, kembali terjadi pada bulan Agustus dan November. Letusan bulan Agustus, paling parah (dibandingkan yang terjadi pada tahun 2006).
Jumat, 6 Agustus 2010, Jumat dinihari, sekitar pukul 00.15 WITA meletus. Masyarakat melakukan evakuasi untuk menghindari letusan susulan. Gunung api Karangetang di Sulawesi Utara, kembali mengeluarkan lava pijar dan getaran yang mengejutkan warga setempat. Sejak pagi gunung api itu menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik. Beberapa gempa kecil dirasakan warga di Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Gunung Karangetang termasuk salah satu gunung berapi yang masih aktif di wilayah itu. Gunung lain yang ada adalah Gunung Soputan. Secara periodik Gunung Karangetang mengeluarkan lava pijar yang menandai keaktifannya.
Berdasarkan laporan harian Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengacu laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jumat (29/10), Gunung Karangetang sejak Rabu, 22 September, pukul 06.00 Wita, berstatus siaga. Artinya, aktivitas gunung bergerak ke arah letusan.
Berdasarkan laporan pada tanggal 25 Oktober 2010 dari Badan Geologi tentang perkembangan Kegiatan Gunung Karangetang adalah sebagai berikut :
KEGEMPAAN
Dari tanggal 24 s/d 25 Oktober 2010 terekam gempa :
12 kali gempa tektonik jauh
7 kali gempa tremor
1 kali gempa vulkanik dalam
20 kali gempa vulkanik dangkal
5 kali gempa tremor harmonic
VISUAL
Gunung Karangetang tanggal 24 s/d 25 Oktober 2010 umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin bertiup lemah, teramati asap kawah I putih tipis dengan tinggi kurang lebih 50 s/d 150 m. Tampak sinar dengan tinggi kurang lebih 25 m. Asap putih tipis dari kawah utama dengan ketinggian kurang lebih 50 m.
Berdasarkan analisis hasil pemantauan kegempaan dan visual hingga tanggal 25 Oktober 2010 pukul 06.00 WITA status kegiatan Gunung Karangetang masih tetap ”SIAGA”
Hasil pengamatan antara tanggal 11-12 November 2010, pada tanggal 12 November pukul 6.47 wita terdapat satu kali guguran lava dari kawah utama ke Sungai Batuawang. Adapun kegempaannya terdapat 19 gempa vulkanik, yang terdiri dari 16 gempa vulkanik dangkal dan tiga kali vulkanik dalam. Gempa vulkanik dalam tersebut berada di bawah satu kilometer dari atas permukaan, sementara vulkanik dangkal berada diantara satu kilometer. Sedangkan untuk kegempaan teknoniknya terjadi 21 kali gempa. 19 diantaranya adalah gempa tektonik jauh dan dua sisanya gempa tektonik lokal. Secara visual, cuaca berawan cerah. Angin tenang dan asap kawah utama berwarna putih kebiruan tipis hingga sedang dengan tinggi 50 hingga 150 meter.
Sejak Juni 2009, status kegiatan G. Karangetang adalah SIAGA mengingat tingkat bahayanya masih tinggi terhadap masyarakat di sekitar G. Karangetang.
Sumber: http://unik.kompasiana.com/2011/09/27/gunung-vulkanik-gunung-karangetang/
________________________________________________________