SURABAYA – Siapkan Pengamanan Penutupan Dolly. Deklarasi penutupan lokalisasi Dolly-Jarak kurang tiga hari lagi. Semua perangkat keamanan telah disiapkan untuk mengawal kelancaran deklarasi tersebut. Sekitar 750 personel kepolisian disiagakan untuk pengamanan.
Dalam sepekan terakhir, berkali-kali diadakan koordinasi yang diikuti anggota polisi, TNI, linmas, dan satpol PP. Mereka membahas rencana teknis terkait dengan penutupan itu agar tidak menemui kendala.
Potensi kerawanan dalam deklarasi penutupan tersebut sudah dipetakan. Pihak-pihak yang selama ini tidak mendukung dan berpotensi mengganggu jalannya deklarasi juga telah terdata. Bahkan, semua kemungkinan pada saat deklarasi yang akan dihadiri Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri diantisipasi.
Salah satu yang telah masuk dalam rencana teknis itu adalah jumlah personel kepolisian yang bakal disiagakan dalam penutupan tersebut. Ratusan personel polisi dikerahkan. Jumlah itu belum termasuk personel dari satpol PP dan linmas yang diperbantukan.
Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebeti mengungkapkan, anggota Polsek Sawahan dilibatkan penuh dalam pengamanan tersebut. Sebab, lokalisasi Dolly-Jarak masuk dalam wilayah hukum Polsek Sawahan. ’’Kami memang beberapa kali diajak rapat,’’ katanya seperti diberitakan Jawa Pos (induk JPNN) hari ini.
Manang menuturkan, pengamanan itu menjadi langkah antisipasi polisi untuk menanggulangi potensi kerawanan. Sebab, beberapa kali ada pro-kontra penutupan lokalisasi. Dikhawatirkan, ketika deklarasi tersebut, ada hal-hal yang tidak diinginkan. ’’Tentu boleh saja menyuarakan pendapat. Tapi, kalau mereka sudah berbuat anarkistis, persoalannya lain lagi,’’ ujarnya.
Berdasar informasi yang dihimpun, jumlah personel polisi yang dilibatkan dalam pengamanan itu mencapai 750 anggota. Yang dilibatkan dalam pengamanan tersebut adalah Polsek Sawahan dan Polrestabes Surabaya. Bahkan, akan ada bantuan dari Polda Jatim.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto menyatakan, dalam deklarasi penutupan tersebut, anggotanya juga bakal turun langsung membantu pengamanan. Terutama di lokasi acara. ’’Agar semua berjalan lebih lancar,’’ tuturnya.
Di sisi lain, masih ada penolakan dari pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari Dolly-Jarak. Cara mereka menyalurkan bentuk penolakan juga lebih variatif. Sebelumnya, ada penulisan surat, demonstrasi, dan penggalangan dukungan dengan tanda tangan.
Kemarin di Wisma Stodio mereka mengadakan teatrikal bertema Penolakan terhadap Penutupan Lokalisasi. Teatrikal yang difasilitasi Front Pekerja Lokalisasi (FPL) itu menggambarkan tokoh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Soekarwo, dan ormas yang mendukung penutupan.
Para PSK mengeluhkan penghasilan bersih Rp 30 ribu untuk setiap tamu. Dalam semalam, bisa ada lima tamu. Jadi, sebulan penghasilan yang dikumpulkan mencapai Rp 4,5 juta. Dengan kalkulasi semacam itu, uang kompensasi Rp 5.050.000 yang dianggarkan pemkot dinilai masih kurang. (jun/c14/end) [JPNN.COM]
________________________________________________________